Header

Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu
orang bejo minum kopi kapal api

Selasa, 26 Desember 2017

Kapal Api Punya Cerita




Secangkir kopi Kapal Api baru saja kuseduh, ini tegukan ketiga untuk gelas ketiga pula pada hari ini .  Kuletakkan disamping laptopku sambil memutar lagu Blues kesukaanku . Ku buka Microsoft word lalu jari jemariku beradu padu diatas tools keyboard ingin menulis cerita tentang secangkir kopi Kapal Api yang kenikmatan rasanya masih mengendap pada ingatan-ingatanku.
Kopi bagaikan racun senang yang bisa memberikan nuansa berbeda kepada setiap orang yang meneguknya. Aku menikmati kopi di pagi dan sore hari sebagai cara mendapatkan relaksasi. Beberapa temanku punya anggapan lain, ada yang meminum kopi untuk meredakan stress, sebagai teman ngobrol, teman menghisap rokok, atau hanya sebagai cara untuk bergaul.
Minum kopi sekarang sudah menjadi gaya hidup masa kini. .Kopi punya cara sendiri untuk menciptakan berbagai suasana, kopi adalah pelengkap segala macam suasana dan mudah didapatkan dimana saja, sehingga  Berbagai macam jenis  dan merk olahan kopi tersedia salah satunya adalah Kopi Kapal Api yang selalu menemaniku dimanapun berada.
Kopi Kapal Api telah menjadi candu buatku melampaui batas kenikmatan ekstasi.Kadang Empat hingga lima gelas perhari kuminum sehingga membuat jantungku berpacu lebih kencang dan meracuni pikiranku hingga tidak bisa tidur semalaman. Pernah ada yang menegurku, jangan terlalu mengkonsumsi kopi nanti cepat tua. Entahlah, mungkin aku telah menjadi seorang kaffeinis..
 Hari-hariku akrab dengan secangkir partikel atau zat hitam bernama kopi. Ada sebuah pengalaman menyeruput kopi yang rasa nikmatnya masih membekas dalam memoriku. Saat mendaki Gunung Sinabung aku Nyaris terhempas cuaca ekstrim sepanjang perjalanan adalah kenangan yang terkubur dalam pendakianku untuk menginjakkan kaki di atap Sinabung kala itu.
Namun hal yang paling mengesankan ketika sampai di Atap gunung sinabung temanku membuka sebungkus Kopi Kapal Api dan  menyeduhnya  dan kami pun menikmatinya, tidak tau kenapa Segala rasa capek terasa hilang semuanya. Dan Sekejap tubuh menghangat mengalahkan rasa dingin. Kenikmatan rasa  kopi Kapal Api ini menurut hematku, rasanya belum pernah dijumpai pada kopi yang sebelum nya kuminum. Sungguh nikmat, aromanya memikat, luar biasa dan segala bentuk ungkapan rasa kekaguman yang terwakili saat itu, Bisa jadi racikannya pas dan sesuai formula matematis pada batas angka terkoreksi. Atau mungkin karena tempatnya yang berhawa dingin. Aku lupa menanyakan rahasianya. Jika ada waktu kesana lagi akan kubawa Kopi Kapal Api sebanyak mungkin , lalu menyeduhnya di atas awan puncak sinabung tentunya akan menghasilkan sensasi yang berbeda, kabut akan datang menghampiriku dan Yang pasti menyeruput kopi diatas gunung sana sensasi dan kenikmatannya berbeda jauh dari pada diwarung kopi meskipun nongkrong sambil online.
  Secangkir kopi adalah kenangan, kebersamaan dan kopi juga sebagai lahirnya ide-ide sebuah karya. Tegukan terakhir kopiku telah menyudahi tulisan ini. Terimakasih untukmu Kopi Kapal Api ku tercinta.
#kapal api punya cerita



Jenis dan manfaat Kopi


A.       Jenis – Jenis Kopi
Kopi telah dikenal sebagai salah satu komoditas paling populer di Indonesia, yang tidak hanya dikenal di dalam negeri tapi juga di dunia internasional. Di Indonesia, kopi telah banyak dibudidayakan di hampir setiap pulau nusantara ini. Banyak daerah menghasilkan biji kopi dengan kekhasan dan keunikan khusus mereka. Meskipun demikian, pada dasarnya kopi Indonesia dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Kopi Arabika dan Kopi Robusta. Mereka memiliki karakteristik dan kualitas tersendiri
1.         Kopi Arabika
Kopi Arabika Indonesia telah banyak dinilai dengan kualitas prima di seluruh dunia. Kopi ini berasal dari Ethiopia, Afrika. Beberapa jenis kopi Arabika, yang sangat populer di kalangan masyarakat termasuk Kopi Gayo Aceh, Kopi Mandailing Sumatera Utara, Kopi Kintamani Kopi Bali dan Kalosi Toraja. Pohon kopi Arabika biasanya tumbuh di ketinggian 800-2000 meter di atas permukaan laut dengan suhu 16-20 ° C. Kopi Arabika juga membutuhkan kelembaban yang cukup, tanah yang subur dan sinar matahari. Sehubungan dengan itu, kacang Arabica rentan terhadap serangan hama dan mudah rusak kecuali dengan susah payah diobati. Pohon Arabika pendek mirip dengan semak-semak setinggi 2-3 m. Batang tumbuh tegak membentuk batang bulat. Kopi Arabika memiliki kacang kecil dan bulat. Dari segi selera, kopi ini menawarkan rasa yang luas dan bervariasi. Setiap varietas kopi yang ditanam di berbagai tempat akan memiliki aroma unik tersendiri. Kopi Arabika memiliki aroma yang kuat dengan cahaya hingga medium body dan keasaman tinggi. Keasaman tinggi ini menegaskan bahwa kopi Arabika adalah kopi berkualitas tinggi. Kandungan kafeinnya lebih rendah dari kopi Robusta, yaitu sekitar 0,8 - 1,5%.
2.         Kopi robusta
Kopi Robusta paling baik dibudidayakan di daerah tropis basah. Pohon kopi Robusta biasanya tumbuh di ketinggian 400-800 meter di atas permukaan laut pada suhu 21-24 ° C. Meski kualitasnya lebih rendah dari kopi Arabika, dari produksi bijih, kopi Robusta melebihi kopi Arabika. Kopi Robusta adalah tanaman yang kokoh dan mudah dikelola. Biji kopi relatif tidak sensitif terhadap iklim dan karena itu dapat dipanen pada iklim apapun. Pohon kopi Robusta lebih tinggi dari pohon Arabica, yaitu 2,5 - 6,5 m. Kacangnya besar berbentuk oval. Kopi ini memiliki rasa pahit dibanding kopi Arabika. Kopi robusta memiliki warna coklat dan tidak begitu asam. Sementara aromanya tidak begitu kuat dibandingkan dengan Arabika, kopi Robusta memiliki tubuh lebih berat dan rasa pahit dengan kandungan kafein hampir dua kali lipat dibanding kopi Arabika, yaitu 1,7 - 4%. Karena kandungan kafein yang tinggi ini, kopi Robusta lebih banyak digunakan sebagai bahan produk kopi instan. Di Indonesia, beberapa varian kopi Robusta yang mudah ditemukan di pasaran antara lain Kopi Lampung dan Kopi Lanang Banyuwangi.
B.       Berbagai Manfaat Kopi
Bagi banyak orang, kopi telah menjadi konsumsi sehari-hari mereka dan beberapa di antaranya mengkonsumsi beberapa cangkir kopi per hari. Sementara beberapa pihak berpendapat bahwa kopi menimbulkan dampak buruk, namun kenyataannya banyak penelitian membuktikan sebaliknya. Kopi ternyata mampu menghasilkan berbagai manfaat bagi kesehatan. Konsumsi kopi secara teratur di pagi hari akan meningkatkan energi dan membangun tubuh yang kuat. Meskipun demikian, kopi harus dikonsumsi dengan cara yang tepat dan pada waktu yang tepat. Cara terbaik adalah dengan mengonsumsi kopi tanpa pemanis apapun. Dampak terhadap kesehatan akan meningkat jika kopi dikonsumsi dalam bentuk aslinya atau ditambahkan dengan gula aren dan disajikan dalam keadaan hangat. Waktu paling ideal untuk mengonsumsi kopi adalah di pagi hari, sekitar pukul 10.00 pagi ketika hormon kortisol tubuh manusia mulai menurun. Manfaat lain dari mengonsumsi kopi adalah efeknya yang akan membuat Anda selalu dalam kondisi kuat saat melakukan aktivitas Anda. Selain itu, kandungan kopi kafein akan membuat Anda terbangun di tengah pekerjaan intensif Anda. Para periset juga menemukan bahwa individu yang mengkonsumsi kopi murni secara rutin selama 4 tahun berturut-turut akan memiliki 11% risiko serangan jantung lebih rendah. Mereka juga mengungkapkan bahwa konsumsi kopi rutin dan teratur akan memberi banyak keuntungan bagi kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Perlu dicatat di sini bahwa kopi adalah minuman kaya antioksidan, yang sangat efektif dalam melawan berbagai penyakit di dalam tubuh. Kopi juga dikenal sebagai minuman dengan nutrisi terbaik, yang sangat bermanfaat bagi kesehatan otak. Beberapa keuntungan dari mengkonsumsi kopi dapat digambarkan lebih jauh di bawah ini:
1.    Mencegah Penyakit Batu empedu
Periset Harvard pada tahun 2002 mengidentifikasi bahwa wanita yang mengkonsumsi setidaknya empat cangkir kopi per hari memiliki risiko penyakit batu empedu sebesar 25% lebih rendah. Penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang sama untuk pria.
2.    Mengurangi Risiko Diabetes
Penelitian menunjukkan bahwa pecinta kopi memiliki diabetes tipe 2 berisiko 23-50% lebih rendah dibanding konsumen non kopi. Ini turun ke efek senyawa dalam kopi yang akan mencegah hlAPP, polipeptida memproduksi serat protein abnormal seperti yang ditemukan pada pasien diabetes tipe

http://kapalapiglobal.com/index.php?detail=34